Cerpen ZMI: Nasi Uduk dan Durhaka
Nasi Uduk dan Durhaka
Pak Hasan sedang melayani pelanggan di warungnya yang ramai.
Pelanggan 1: Pak Hasan, sambal tambah lagi ya, pedasnya mantap!
Pak Hasan: Tentu, Mas. Ini, sambalnya.
Pelanggan 2: Nasi uduknya memang tidak ada duanya, Pak Hasan. Saya selalu balik lagi ke sini.
Pak Hasan: Terima kasih, Bu. Semoga selalu puas dengan nasi uduk saya.
Beberapa hari kemudian, Pak Hasan pulang ke rumah orang tuanya. Mereka menyambutnya dengan senyum hangat.
Bu Siti: Hasan, kamu terlihat semakin sibuk. Jangan lupa makan, Nak.
Pak Hasan: Iya, Bu. Saya sibuk sekali sekarang. Banyak sekali urusan di warung.
Pak Ilyas: Ingat, Hasan. Jangan terlalu terpaku pada pekerjaan sampai melupakan hal penting lainnya.
Pak Hasan: Iya, Pak. Saya tahu. (dengan nada sedikit mengabaikan)
Seminggu kemudian, seorang pengusaha datang ke warung Pak Hasan dan menawarkan investasi yang menggiurkan.
Pengusaha: Pak Hasan, dengan investasi ini, warung Anda bisa berkembang lebih cepat. Keuntungan besar dalam waktu singkat.
Pak Hasan: Terdengar menarik. Tapi, apakah ini benar-benar aman?
Pengusaha: Tentu saja! Saya sudah membantu banyak usaha kecil seperti Anda untuk sukses besar.
Pak Hasan: Baiklah, saya akan pikirkan.
Beberapa hari kemudian, Pak Hasan berbicara dengan orang tuanya tentang tawaran investasi tersebut.
Pak Hasan: Pak, Bu, ada pengusaha yang menawarkan investasi menguntungkan. Saya berpikir untuk mencobanya.
Bu Siti: Hati-hati, Nak. Jangan terburu-buru. Dengarkan nasihat kami.
Pak Ilyas: Betul, Hasan. Banyak penipu di luar sana. Pertimbangkan baik-baik sebelum memutuskan.
Pak Hasan: Saya tahu apa yang saya lakukan, Pak. Jangan khawatir.
Sebulan kemudian, Pak Hasan mulai merasa khawatir setelah menyadari kesalahan besar yang telah dilakukannya.
Pak Hasan (berbicara sendiri): Apa yang telah saya lakukan? Mengapa saya tidak mendengarkan nasihat mereka?
Beberapa hari kemudian, Pak Hasan datang ke rumah orang tuanya dengan penuh penyesalan.
Pak Hasan: Pak, Bu, saya minta maaf. Saya telah membuat kesalahan besar. Saya tidak mendengarkan kalian.
Bu Siti: Hasan, Nak, kami selalu khawatir tentangmu. Tapi, kami tahu kamu bisa belajar dari kesalahanmu.
Pak Ilyas: Kami memaafkanmu, Hasan. Mari kita mulai dari awal. Kami akan selalu mendukungmu.
Pak Hasan (dengan air mata): Terima kasih, Pak, Bu. Saya berjanji tidak akan mengecewakan kalian lagi.
Beberapa bulan kemudian, Pak Hasan kembali membangun warungnya dengan bantuan orang tuanya.
Pak Hasan: Pak, Bu, terima kasih atas dukungan kalian. Saya tidak bisa melakukannya tanpa kalian.
Bu Siti: Kami selalu ada untukmu, Hasan. Selalu ingat untuk mendengarkan nasihat orang tua.
Pak Ilyas: Kita bisa bangkit bersama, Hasan. Dengan kerja keras dan kebersamaan, kita akan sukses lagi.
Buat sahabat ZMI, yang sudah membaca postingan kita hari ini.
Admin ucapkan banyak-banyak terima kasih yaaa 😊.
Nah, agar lebih seru baca-baca postingannya dari admin.
Kunjungi juga yuk toko online store kami 😁.
Siapa tahu kan, sahabat ZMI yang membaca postingan ini orang yang terpilih bisa mendapatkan promo harian kami 🎁.
Tunggu apa lagi? Yuk cek sekarang juga katalog produk yang kamu inginkan 🛒.
Kunjungi di sini: https://toko.id/zonamusicindonesia.
Terima kasih, dan sampai jumpa di postingan selanjutnya yaaaa 🙏😊
Posting Komentar untuk "Cerpen ZMI: Nasi Uduk dan Durhaka"
Posting Komentar