Mutiara Hidupku

Mutiara Hidupku

🌿 Mutiara Hidupku 🌿

Karya: Chairil Putra

Dalam diam, aku pernah menggenggam sesuatu yang tak bernama... bukan angin, bukan debu, tapi terasa mengalir ke relung tanpa pintu.

Aku menamai itu: dirimu, namun bukan sebutan yang terucap, karena yang kusebut belum tentu kudapat.

Aku berjalan dalam gelap yang kupelajari sebagai terang, bercermin pada bayangan yang tak memantul, lalu kutemukan siluetmu di antara cahaya yang tak datang dari mentari.

Kau adalah teka-teki yang tak ditulis di atas kertas, tapi terpatri dalam setiap napas malamku yang tak bersuara.

Kau bukan jawaban dari pertanyaanku, tapi kehadiranmu justru menumbuhkan lebih banyak tanya dalam hatiku.

Aku pernah mencintai seseorang tanpa menyebut namanya, menyimpan rindu tanpa pernah menitipkan salam.

Seseorang itu… seperti hujan yang turun di musim yang salah, namun tetap kunanti meski tanah tak lagi butuh basah.

Kau tahu, Mutiara, tak semua laut bisa menyembunyikanmu. Kadang gelombang tak sengaja menyeretmu ke tepian, dan aku, hanya seseorang yang memungutmu tanpa tahu… apakah kau memang ditakdirkan untuk kupungut, atau kau hanya singgah sebelum arus menyeretmu kembali ke dasar.

Ada waktu di mana aku ingin melupakanmu, tapi kenangan itu tak berjalan di garis lurus, ia berputar-putar seperti jam rusak yang tetap berdetak.

Mutiara tak tumbuh di permukaan, ia terbentuk oleh luka kerang—semakin dalam luka itu, semakin indah cahayamu.

Dan mungkin... mungkin aku bukan pemilik kerang itu, hanya pengagum dari kejauhan yang mencoba membaca rahasia kilau di balik cangkangmu.

Kita pernah bicara tanpa suara, menyentuh tanpa tangan, dan mencintai… dalam bentuk yang tak dimengerti oleh dunia.

Orang bilang: cinta harus diungkapkan. Tapi bagaimana jika cinta itu terlalu dalam hingga tak bisa terapung? Haruskah aku menyelam lebih dalam... atau membiarkannya karam?

Kau adalah kalimat yang tak selesai kutulis, judul yang kehilangan bab, dan aku… aku hanyalah pena yang kehabisan tinta setelah mencoba terlalu keras menyebutkan namamu dalam diam.

Kini, jika suatu hari kau menemukan serpih kata yang tergeletak di jalan sunyi, bacalah dengan hatimu… bukan dengan matamu.

Karena di sanalah aku menaruh segalanya, tanpa kau sadari… tanpa kau ketahui… dan mungkin… tanpa kau pernah mencarinya.

Posting Komentar untuk "Mutiara Hidupku"