Renungan Malam: Di Balik Sunyi yang Tidak Pernah Tertidur
Renungan Malam: Di Balik Sunyi yang Tidak Pernah Tertidur
Ada luka yang tak berdarah,
Ada tangis yang tak bersuara,
Ada lelah yang tak pernah benar-benar dipahami,
dan ada jiwa yang mengembara,
padahal ia tidak pernah meninggalkan tubuhnya.
Kau pernah menatap langit terlalu lama, bukan?
Bertanya tanpa suara, berharap jawaban tanpa kata.
Kau tahu... kadang, diam adalah bentuk tanya paling jujur.
Dan gelisah yang tak kau ceritakan itu,
adalah doa yang paling keras terdengar oleh langit.
Tak semua badai datang untuk menghancurkan,
ada yang datang hanya untuk menyapu jalan menuju sesuatu
yang belum berani kau minta.
Malam bukan musuh,
ia adalah sahabat bagi mereka yang terlalu malu menangis di siang hari.
Dan gelap itu... bukan kutukan,
melainkan cara Tuhan membuat cahaya lebih terasa hangat.
Banyak yang kau usahakan,
banyak pula yang tak berhasil.
Mungkin, karena kau lupa bahwa
dalam setiap usaha, ada waktu untuk menyerah...
bukan karena kalah,
tapi karena sadar:
bahwa tangan manusia ada batasnya,
sedangkan tangan Tuhan tidak.
Kau tidak diminta untuk selalu kuat,
kau hanya diminta untuk tidak berhenti datang.
Bahkan ketika langkahmu hanya cukup untuk merangkak,
asal arahmu tetap ke atas.
Cobalah sejenak hening,
bukan untuk menyerah,
tapi untuk mendengar:
mungkin selama ini kau terlalu sibuk bicara
hingga tak sadar...
bahwa Tuhan sudah menjawab semuanya,
melalui detak jantungmu yang masih terus bekerja,
meski kau ingin menyerah semalam yang lalu.
Tuhan tidak pernah tidur,
Dia hanya menunggu,
sampai kau benar-benar menyerahkan,
bukan hanya menceritakan.
Bila tak ada yang mengerti,
bila semua terasa sempit,
bila setiap pelukan terasa hampa,
maka berhentilah berlari ke arah yang sama.
Berbaliklah.
Ke arah yang tak pernah kau ragukan dulu saat masih kecil.
Ke arah langit,
tempat suara tanpa suara itu berasal.
Karena pada akhirnya,
bukan seberapa besar masalahmu,
tapi seberapa dalam kau berserah.
Dan saat kau sudah benar-benar melepaskan,
kau akan sadar...
Bahwa masalah tidak hilang,
tapi hatimu kini lebih lapang.
Posting Komentar untuk "Renungan Malam: Di Balik Sunyi yang Tidak Pernah Tertidur"
Posting Komentar